sepulang dari mengajar di sekolah, saya pun bergegas menjemput sang tercinta. sehabis itu langsung bergegas berangkat sholat jum’at . sehabis beribadah saya langsung berangkat pergi sendiri karena sang tercinta tidak ada jam kuliah jadi terpaksa harus berangkat sendiri, tujuannya sih ke kampus, tapi karena ada beberapa faktor. saya tidak jadi berangkat kuliah. yang pertama karena teman saya menyuruh saya membenahin laptopnya, karena hal ini agak repot jadi membutuhkan waktu yang agak lama kurang lebih setengah jam hanya karena instal ulang. jadi saya putuskan tidak masuk kuliah, ditambah lagi agak boring and suasana hati lagi suntuk. saya ajak saja teman saya keliling menikmati pemandangan yang lebih seru.
iseng-iseng kami duduk diwarung kopi sambil berbincang-bincang. bebarapa saat dia melihat sepatu yang saya gunakan,dan berkata “wah ternyata sepatu juga bisa di anyam ya, bisa jadi lowongan kerja ni.! lalu saya jawab “semua juga bisa boy”. karena dia juga memakai sepatu yang sama seperti saya. dia pun berkata “sepatuku juga po’o” terus saya jawab “oke…bos. beres” karena teman yang meminta saya kerjakan dengan gratis coba orang amerika, pasti saya tarif $100 per pasang . 🙂 dari itu saya berfikir, apa mungkin dengan hanya menganyam sepatu dibayar dollar. klo hal simpel seperti ini bisa jadi menarik bagaimana klo hal yang lain, pasti cukup bagus juga untuk lahan bisnis. maklum terkadang otak bisnis muncul.
pernahkah anda membaca buku dengan judul “anda Jago kandang atau kelas dunia? ” buku tersebut berisikan banyak sekali motivasi motivasi yang membuat seorang seperti saya jadi ingin membacanya hingga habis. dengan tema dibelakang tulisannya adalah ” membangkitkan jiwa kelas dunia anda ” dan dengan sedikit suguhan yang membuat saya tertarik adalah “Nikmatilah Tempe dan Perkaya Petani Asing!” saya sedikit bingung dengan perkataan ini awalnya. saya pikir kedelai adalah hasil indonesia ternyata (cari saja di google siapa penghasil kedelai terbanyak didunia) saya sedikit salah.
dan yang kedua adalah “Jam Bandul Jerman kegemaran Fanatik Masjid-Masjid Besar” masuk akal tidak?. tapi disini saya tidak akan menjelaskan tentang kecintaan produk indonesia.
dari cerita diatas semoga bisa menjadi motivasi untuk Menjadi Kelas dunia bukan jago kandang atau pecundang lokal. terima kasih dan tentang judul diatas sebenarnya saya buat begitu agar lebih menarik untuk dibaca.